• Batang, – Dandim 0736 Batang Letkol Inf Ahmad Alam Budiman didampingi Kastaf Mayor Inf Slamet Muchadi bersama Perwira Staf, Anggota Militer maupun PNS jajaran gelar nonton bareng film The East bertempat diĀ Aula Makodim Jln. Jenderal Sudirman No. 41 Kelurahan Kasepuhan Batang. Kamis ( 18/7/24 ).

    Sebelum pemutaran film The East Dandim 0736/Batang Letkol Inf Ahmad Alam Budiman memberikan penekanan.
    Pertama. Dalam film The East menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah, di mata dunia mengetahui bahwa Indonesia pernah dijajah oleh Belanda.
    Kedua. Dalam film The East tersebut juga menggambarkan kejamnya penjajah membunuh rakyat Indonesia dan yang Ketiga mengingatkan kita, bahwa jati diri seluruh rakyat Indonesia adalah pejuang, Bangsa kita adalah Bangsa pejuang. Kita merdeka dengan melawan penjajah, bukan merdeka karena diberi. “Tegas Dandim”.

    Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih RI Prabowo Subianto juga menghimbau kepada seluruh masyarakat terutama prajurit TNI untuk menonton film berjudul De Oost atau The East.

    Prabowo meminta agar semua prajurit TNI memahami perjuangan dan wajib menonton film tersebut.

    De Oost, juga dikenal sebagai The East, adalah film perang Belanda produksi tahun 2020. Film ini menceritakan kisah Johan de Vries, seorang tentara muda Belanda yang dikirim ke Indonesia setelah Perang Dunia II untuk membantu “membebaskan” rakyat Indonesia dari penjajahan Jepang.

    Johan, yang penuh idealisme dan keyakinan untuk membawa perdamaian, segera dihadapkan pada kenyataan pahit di medan perang. Dia menyaksikan kekejaman tentara Belanda terhadap rakyat Indonesia, termasuk pembantaian massal dan pembakaran desa.

    De Oost bukan hanya film tentang perang, tetapi juga tentang kolonialisme, rasisme, dan perjuangan moral. Film ini menggambarkan kompleksitas situasi di Indonesia setelah Perang Dunia II dan mengangkat pertanyaan tentang peran tentara Belanda dalam sejarah kelam negara Indonesia.

    Film ini telah menuai kontroversi Belanda dan Indonesia karena penggambarannya yang blak-blakan tentang kekejaman Belanda di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *